MELAKSANAKAN UPACARA TAWUR KESANGE TAHUN BARU CAKA 1941 DESA PAKRAMAN PENGULON
Rabu, 6 Maret 2019. Desa Pakraman Pengulon Kecamatan Gerokgak melaksanakan Ritual Tawur
Kesange Tahun Baru Caka 1941. Ritual Tawur Kesanga/pengerupukan digelar
satu hari jelang Hari Raya Nyepi.
Makna "Tawur Agung Kesanga".
Tawur Agung Kesanga Menurut
petunjuk lontar "Sang-hyang Aji Swamandala" adalah termasuk upacara
Butha Yajña. Yajña ini dilangsungkan manusia dengan tujuan membuat
kesejahteraan alam lingkungan. Dalam Sarasamuscaya 135 disebutkan, untuk
mewujudkan Catur Warga, manusia harus menyejahterakan semua makhluk
(Bhutahita).
"Matangnyan prihen tikang bhutahita haywa tan mâsih ring sarwa prani."
Artinya:
Oleh karenanya, usahakanlah kesejahteraan semua makhluk, jangan tidak menaruh belas kasihan kepada semua makhluk.
"Apan ikang prana ngaranya, ya ika nimitang kapagehan ikang catur warga, mâng dharma, artha, kama, moksha."
Artinya:
Karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap terjaminnya dharma, artha, kama dan moksha.
Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi
Manusia secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber
kehidupan.
Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat
serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan
mengingat kata "tawur" berarti mengembalikan atau membayar. Sebagaimana
kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk
mempertahankan hidupnya.
Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan dalam merayakan pergantian Tahun Caka 1941.
Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan dalam merayakan pergantian Tahun Caka 1941.
Dalam prosesi Tawur Kesanga yang bertempat di Perempatan Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak, setelah Umat Hindu/perwakilan dari Kelian Desa Pakraman Pengulon selanjutnya Ritual
diakhiri dengan pawai ogoh-ogoh pada jam 18:00 Wita dan Berakhir Pukul 22:00 Wita.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa.
Dalam hal pengamanan, pihak Pemerintah Desa dan Prajuru Desa Pakraman menerjunkan LINMAS, BANSER, dan Pecalang dibawah arahan Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Sepang untuk memastikan arak-arakan ogoh-ogoh berlangsung dengan aman, tertib dan kondusif.
Ogoh-Ogoh STT Werdhi Sabha Walaka Desa Pakraman Pengulon
Komentar
Posting Komentar